Tidak Baca Buku Termasuk “Kejahatan”

Tidak Baca Buku Termasuk “Kejahatan”

ilustrasi gambar: anjingbicara.blogspot.com
DuniaPerpustakaaN.Com — Kejahatan di bidang Dunia Perpustakaan bukanlah karena selalu terlambat dalam mengembalikan buku di perpustakaan. Ada kejahatan di dunia perpustakaan yang jauh lebih berbahaya. Kejahatan tersebut adalah kejahatan karena “TIDAK MEMBACA BUKU. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan dari Joseph Brodkey, pemenang Hadiah Nobel untuk Sastra pada 1987 sebagaimana DuniaPerpustakaaN.Com kutip dari sebuah tulisan di surabayapost.co.id (16/5/2011).
Kejahatan terbesar bukanlah membakar buku melainkan tidak membaca buku. ( Joseph Brodkey, pemenang Hadiah Nobel untuk Sastra pada 1987).
Tentu kita bertanya mengapa tidak membaca buku malah dianggap sebagai ‘kejahatan’?  Sebenarnya Joseph Brodkey hanya ingin menekankan demikian pentingnya buku untuk kehidupan, sehingga kalau kita mengabaikan, berarti mengabaikan kehidupan itu sendiri.
Lewat buku, kita bisa menyelami lautan, mengelilingi dunia, berpetualang keluar angkasa, menyelami ruang dan waktu, memasuki dunia maya, dan sebagainya… intinya, hanya dengan membaca, begitu banyak hal yang kita ketahui. Kita bisa tahu banyak tentang dunia ini. Semakin banyak buku yang kita baca, maka akan semakin mudah bagi kita untuk ‘menguasi’ dunia.
Sayangnya, membaca buku adalah masalah kebiasaan. Rendahnya minat masyarakat Indonesia terhadap buku, membuat masyarakat kita juga tidak terbiasa membolak-balik media informasi ini. Ini terbukti dari data Human Development Report 2008/2009 yang dikeluarkan UNDP menyatakan minat membaca Indonesia berada di peringkat 96 dari negara seluruh dunia. Indonesia sejajar dengan Bharain, Malta dan Suriname. Di Asia Tenggara, hanya ada dua negara di bawah Indonesia, yaitu Kamboja dan Laos.
Khusus Surabaya, boleh sedikit bangga akan kenaikan minat baca masyarakatnya. Seperti yang disampaikan  Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Surabaya, Arini Pakistyaningsih, SH.MM Selama 2009, jumlah pengunjung  Perpustakaan Surabaya naik 500 persen dengan jumlah pengunjung  sebanyak 350 ribu orang. Pengunjung terbanyak berasal dari pelajar dan mahasiswa. Kenaikan yang sama juga terjadi sepanjang 2010 lalu. Nampaknya masyarakat khususnya generasi muda makin bergairah membaca buku.
Kondisi ini tentu menggembirakan. Dan semangat ini semoga menular ke generasi muda yang lain. Teruslah menjalin persahabatan yang erat dengan buku. Rasakan kehadiran buku sebagai jendela untuk kita melihat masa depan. Jadikan keberadaan buku sebagai jembatan untuk kita berusaha menjadi makhluk Tuhan yang mencintai ilmu. Sebab untuk banyak menguasai ilmu, kita harus banyak membaca buku. Dengan sering membaca buku, kita akan menguasai dunia.