Yg Tau firmware samsung champ..!!!

Bagi anda yang tau tempat download firmware handphone ini tolong share di sini,soalnya saya lagi nyari atau yang punya firmwarenya tolong di uploadkan.atau ada yg tau cara mensoftware ulang hp tolong di share ya..,,,tolong ya...,,di bantu ya..,,


Tarik Pungutan (Pembangunan Perpustakaan), Copot Kepala Sekolah !

Penerimaan siswa baru biasanya dijadikan “lahan bisnis” baru untuk beberapa sekolah. Beberapa jenis bisnisnya dengan cara mewajibkan pembelian baju seragam wajib dari sekolah tersebut atau yang lain. Yang sangat disayangkan ketika ada juga yang memungut biaya dengan dalih untuk memperbaiki gedung perpustakaan.
Mungkin apa yang di sampaikan oleh Bupati Semarang Mundjirin sebagaimana DuniaPerpustakaan.Com kutip dari kompas.com (13/7/2011) ini bisa dijadikan contoh oleh pimpinan-pimpinan lain di daerah yang dengan tegas menyatakan akan memberikan sanksi dengan mencopot kepala sekolah yang terbukti melakukan pungutan saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2011-2012. Ia mengatakan, PPDB di daerah itu masih diwarnai pungutan oleh pihak sekolah, padahal hal itu melanggar instruksi Kementerian Pendidikan Nasional.
“Masih ada oknum yang menarik pungutan yang besarannya cukup memberatkan orangtua murid dan berdalih sebagai biaya pembangunan gedung atau perpustakaan,” katanya di Ungaran, Jawa Tengah, Selasa (12/7/2011).
Ia mengatakan, pembangunan fisik di sekolah sudah ada anggaran sendiri melalui APBD dan APBN yang mencapai 20 persen. Namun, beberapa sekolah, seperti SMP Negeri 1 Bergas, dikabarkan menarik pungutan dengan dalih sebagai sumbangan peningkatan mutu sekolah dan harus dibayarkan orangtua siswa secara kontan.
“Uang yang ditarik dari para orangtua murid seharusya digunakan hanya untuk membeli alat peraga, buku-buku penunjang, atau fasilitas lain yang ditujukan untuk kemajuan pengembangan pendidikan,” kata Mundjirin.
Pihakya telah memanggil Kepala SMPN 1 Bergas untuk memberikan keterangan terkait pungutan dengan jumlah besar yang diduga disalahgunakan. “Dari keterangan yang diperoleh, biaya pembangunan ruang guru yang dilakukan oleh SMPN 1 Bergas diperoleh dari komite sekolah,” katanya.
Mundjirin mengungkapkan, pihaknya terus berupaya memerhatikan kesejahteraan guru dan memberikan surat peringatan, rambu, dan sanksi setiap memasuki tahun ajaran baru guna mengurangi praktik pungutan oleh kalangan sekolah.
“Selain itu, kami memberdayakan pengawas agar tindakan yang diambil oleh sekolah transparan dan diketahui oleh masyarakat,” katanya.
Pada kesempatan terpisah, Kepala SMPN 1 Bergas Siti Chusniah membantah kabar pungutan dalam jumlah besar yang memberatkan orangtua siswa dan harus dibayar kontan.
“Kami tidak menutup mata terhadap keadaan orangtua murid yang menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Kami tetap memberikan keringanan dan pembebasan biaya sesuai dengan permohonan orangtua,” katanya.
Siti mengatakan, sekolah yang dipimpinnya mengutamakan pemberian bantuan dan keringanan kepada anak yatim piatu, anak panti asuhan, dan mereka yang tidak mampu.
“Bagi yang tidak mampu, acuan kami adalah kartu Jamkesmas. Selain itu, kami juga terjun ke lapangan untuk melakukan pengecekan kembali,” katanya.

Tips: Cara Meningkatkan Minat Baca Siswa di Sekolah


Masyarakat di Indonesia memiliki karakter yang berbeda-beda di setiap daerah begitu juga dengan karakter pelajar di sekolah. Dalam bidang budaya membaca seringkali media dalam mempublikasikan selalu di dominasi dengan pemberitaan yang menyatakan bahwa minat baca pelajar di Indonesia Rendah. Padahal secara fakta pasti ada (mungkin banyak) sekolah yang pelajarnya banyak yang suka membaca tapi hampir tidak pernah (sangat jarang) di publikasikan.
Berdasarkan pengalaman penulis yang sering berkunjung di beberapa sekolah dan mendengarkan curhatan dari pengelola perpustakaan sekolah melalui jejaring social menyatakan jika sebenarnya minat baca pelajar tinggi. Melalui tulisan ini penulis ingin berbagi tips bagaimana supaya minat baca siswa di sekolah tinggi.
1. Tersedianya Perpustakaan yang Dikelola dengan Baik
Bicara terkait dengan budaya baca tidak lepas dengan adanya peran penting sebuah perpustakaan terlebih di lingkungan sekolah. Sebuah perpustakaan harus memberikan pelayanan dan manajemen yang baik dalam memberikan kebutuhan referensi siswa di sekolah. Jika perpustakaan adalah sebuah produk maka dia harus menjamin kwalitasnya dengan baik dan disukai oleh konsumen dalam hal ini oleh pelajar. Pustakawan juga harus cerdas dalam menganalisa koleksi buku apa yang di inginkan dan disuka oleh pelajar jika perlu dilakukan penelitian atau request.
2. Promosi Gerakan Gemar Membaca di Lingkungan Sekolah
Jika anda belajar dari perusahaan produk-produk yang mendunia, anda akan tahu betapa faktor penentu laku tidaknya sebuah produk adalah ditentukan faktor promosi (iklan), Tentunya poin pertama diatas (kwalitas) harus diutamakan. Jika poin pertama (Tersedianya Perpustakaan yang Dikelola dengan Baik) sudah terpenuhi, maka promosi wajib gencar dilakukan.
Cara untuk melakukan promosi ini bisa bekerjasama dengan pihak kepala sekolah bersama jajaranya. Akan lebih baik lagi jika Kepala Sekolah, Guru, dan staff sekolah menjadi orang pertama yang mengawali gerakan gemar membaca di sekolahnya. Bisa juga membuat baliho atau spanduk di sekitar sekolah yang berisi seruan rajin membaca misalnya “Kami Ingin Pintar makanya Kami Suka Membaca” , Ingin jadi Juara dan Berprestasi ? Rajinlah Membaca” begitu dan sejenisnya.
Cara lain bisa juga dengan cara kebijakan sekolah yang mewajibkan semua siswa pada seminggu sekali atau dua kali diwajibkan membaca sebuah buku diperpustakaan yang kemudian disuruh merangkum buku yang dipinjam serta menjelaskan apa point penting dari buku yang sudah mereka baca.
Jangan terlalu sering menyalahkan para siswa malas membaca jika para guru di sekolah sendiri tidak pernah memberikan contoh bahwa para guru juga gemar membaca.
3. Berikan Penghargaan (Hadiah) untuk mereka yang Rajin Membaca
Setelah poin pertama dan kedua lakukan, langkah selanjutnya berikanlah hadiah untuk mereka yang rajin membaca. Caranya bisa dilakukan dengan kerjasama antara pihak perpustakaan dan kepala sekolah melalui kebijakan. Hadiah tersebut bisa diberikan misalnya untuk siswa paling sering meminjam buku di perpustakaan. Namun perlu dicatat bahwa pemberian hadiah ini juga harus dilihat bukan hanya pelajar yang hanya suka meminjam buku perpustakaan saja tapi harus dilihat prestasinya.
Ini penting supaya pelajar tidak hanya mengejar supaya dapat hadiah kemudian mereka hanya sering pinjam buku tapi tidak pernah membacanya. Jadi ada semacam ketentuan berlaku disini bahwa yang mendapatkan hadiah adalah mereka yang rajin meminjam buku yang kemudian diikuti dengan peningkatan prestasi setelah rajin membaca. Jenis hadiah sendiri bisa dalam bentuk pulsa (yang disukai pelajar), Uang saku, dan sejenisnya yang pasti disukai siswa.
Mungkin sebenarnya di setiap sekolah yang paling tahu terkait dengan kondisi di sekolah adalah diri anda sendiri dan ketiga tips ini merupakan hanya sebagian kecil tips yang diharapkan bisa membantu untuk meningkatkan minat baca pelajar di seluruh Indonesia.
Yang pasti, jangan terus salahkan pelajar bahwa minat baca mereka rendah tapi teruslah berfikir dan berfikir serta lakukan inovasi dan strategi bagaimana supaya minat baca pelajar di negeri ini meningkat (Ari Es || 2011).

Anggaran Pendidikan Besar, Ke Mana Larinya?

 
Mungkin sebuah lembaga hampir semua kompak bahwa untuk memajukan kwalitas lembaga yang dikelola harus menggunakan anggaran yang cukup besar termasuk di bidang pendidikan. Tapi benarkah demikian ? Sebagaimana kita tahu bahwa anggaran pendidikan di Indonesia saat ini bisa dikatakan sangat besar.
Tapi secara fakta, kita masih sering sekali melihat dan mendengar tentang sekolah yang roboh, sekolah seperti kandang sapi, sekolah yang TIDAK PUNYA PERPUSTAKAAN juga masih banyak.
Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah, KEMANA ANGGARAN yang BESAR itu ? DuniaPerpustakaaN.Com kali ini mengutip sebuah tulisan dari kompas.com (9/7/2011) berjudul “Anggaran Pendidikan Besar, Ke Mana Larinya?”.
Pengamat pendidikan Wildan Hasan Syadzili menilai, alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih sekadar jargon politik. Sehingga, menurutnya, justru menyebabkan mahalnya biaya saat awal masuk sekolah maupun perguruan tinggi.
“Dalam praktiknya, tidak sampai 50 persen anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan itu benar-benar untuk peningkatan mutu pendidikan. Lebih banyak untuk belanja pegawai,” ujarnya di Jakarta, Rabu (6/7/2011).
Pernyataan Wildan menanggapi awal tahun ajaran baru sekolah yang seringkali membuat orangtua siswa pusing dengan biaya yang mahal. Situasi itu, menurut Wildan, ditunjang dengan perangkat peraturan yang mengkondisikan terjadi  ketimpangan kualitas pendidikan antardaerah di Indonesia. Hal itu, katanya, disebabkan pemerintah pusat hanya bertanggung jawab dalam pembiayaan pendidikan (education funding) terhadap satuan pendidikan yang diselenggarakan pusat.
“Lalu untuk pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota, mereka yang bertanggung jawab sendiri,” paparnya.
Lebih lanjut, menurut dia, situasi demikian terjadi karena pemegang kebijakan masih menganggap investasi pendidikan dianggap hanya membuang uang. “Padahal di negara lain, pendidikan dijadikan sebagai investasi jangka panjang untuk membangun SDM demi kepentingan pembangunan ekonomi,” kata Wildan.
Dia mengungkapkan, alokasi pendidikan di sejumlah negara lainnya jauh di atas Indonesia. Contohnya, di Australia sebanyak 46 persen dari APBN, Singapura 32 persen, dan Amerika hingga 68 persen.
Ironinya, kata Wildan, sistem pendidikan yang tidak berpihak kepada masyarakat banyak, diperparah dengan kualitas pendidikan yang jauh dari kategori baik. “Konyolnya, masyarakat membayar biaya pendidikan yang mahal, namun tidak setimpal dengan kualitas yang didapat,” tambahnya.
Baik pemerintah maupun penyelenggara pendidikan, kata Wildan, sama-sama tidak memiliki tanggungjawab. Atas kondisi demikian, dia mengharapkan agar pemerintah dan DPR secara serius menambah dalam menanggung lebih besar biaya pendidikan untuk masyarakat.
“Negara harus lebih besar menanggung biaya pendidikan,” tuturnya.

Tips: 3 Trik Membaca Buku Lebih Efektif


Terkadang ada beberapa tipe orang yang saat melakukan aktivitas membaca sulit untuk memahami isi dan point penting dari buku yang kita baca. Untuk bisa memaksimalkan dan mempercepat dalam memahami isi buku yang kita baca terkadang dibutuhkan beberapa metode atau cara. Jika anda termasuk orang yang ingin tahu tentang metode ini, berikut DuniaPerpustakaaN.Com kutipkan tips 3 Trik Membaca Buku Lebih Efektif dari kompas.com (9/7/2011).
Punya banyak koleksi buku? Masih ingatkah Anda, buku apa saja yang pernah dibaca dan apa inspirasi yang Anda dapatkan dari buku itu? Jika Anda menjawabnya, “Aduh, sudah lupa”, atau bahkan sama sekali tak ada kesan dari buku yang Anda baca, bisa jadi, cara membaca yang diterapkan selama ini tidak efektif. Penulis buku “101,5 Inspirasi Kecerdasan Emosional Anak Muda” yang juga pakar EQ, Anthony Dio Martin membagi 3 cara yang bisa diterapkan untuk membaca secara efektif dan mendapatkan manfaat dari apa yang Anda baca. Apa saja triknya?
Pertama, terapkanlah teknik membaca kontemplatif. “Ketika membaca buku, jangan dari awal sampai akhir lewat begitu saja, kemudian lupa apa yang dibacanya,” kata Anthony, di arena Pesta Buku Jakarta 2011, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (3/7/2011).
Bagaimana cara membaca kontemplatif? Anthony menjelaskan, saat membaca buku, peganglah pensil atau pulpen. Beri catatan pada bagian yang menurut Anda menarik. Catatan itu bisa berupa komentar, ketidaksamaan pendapat atau apa pun.
“Itu kan buku Anda sendiri, tidak masalah jadi penuh coretan. Caranya, pegang buku, pegang pensil dan bolpen, corat coret. Biar saja. Kasih komentar di bagian yang dibaca. Coretan ini akan melatih, mencerdaskan pikiran Anda. Tandai, kasih komentar. Lingkari, kasih tanda seru atau memberi pendapat tentang apa yang Anda baca. Misal, anda tidak suka, tidak sependapat,dan sebagainya. Jangan biarkan buku tetap rapi,” paparnya.
Trik kedua, buatlah mind mapping. Caranya, membuat garis besar isi buku setelah selesai membacanya.
Dan ketiga, berikan catatan pada notes kecil untuk mencatat ide yang muncul dari buku yang Anda baca. “Pengetahuan tidak ada artinya kalau tidak memunculkan ide. Misalnya, bikin catatan-catatan dari baca buku ini (yang dibaca), apa yang Anda dapatkan. Sebuah buku akan berkesan kalau berhasil membuat kita terinspirasi dan membuat kita punya ide untuk melakukan sesuatu,” kata Anthony.